Bagaimana kehidupan manusia beternak dan bercocok tanam
Sejarah
samuel356
Pertanyaan
Bagaimana kehidupan manusia beternak dan bercocok tanam
1 Jawaban
-
1. Jawaban DomiFieldo
Kehidupan Masyarakat Beternak dan Bercocok Tanam
1.Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah
berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan
hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari
bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan,
demikian seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai
memikirkan kembali untuk hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh
karena itu, manusia mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-
tanah persawahan. Kehidupan menetap yang dipilih manusia pada masa lampau
itu merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai
kemajuan.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Masyarakat mulai mempunyai tempat tinggal tetap. Tempat tinggal
tetap untuk mempererat hubugan antar manusia, yang menunjukkan bahwa
manusia tidak bisa hidup sendiri. Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat
pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan
bergotong royong. Cara hidup bergotong royong itu bersifat agraris.
3. Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan kehidupan masyarakat semakin
bertambah, namun tidak ada anggota masyarakat yang dapat memenuhi
kehidupannya sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi
kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang yang
disebut sistem barter. Sistem barter ini menjadi awal munculnya perdagangan atau
sistem perekonomian masyarakat. Untuk memperlancar kegiatan tersebut
dibutuhkan tempat khusus yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli yang disebut pasar.
4. Sistem Kepercayaan Masyarakat
ž
Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin
bertambah. Mereka percaya bahwam orang-orang yang meninggal rohnya pergi ke
suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau tetap berada di wilayah
di sekitar tempat tinggalnya sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk
dimintai bantuannya dalam kasus seperti menanggulangi wabah penyakit atau
mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang tempat tinggalnya. Di
Indonesia, kepercayaan dan pemujaan kepada roh nenek moyang terlihat melalui
peninggalan-peninggalan tugu-tugu batu atau bangunan-bangunan mengalithikum.
Bangunan-bangunan itu banyak ditemukan di tempat-tempat tinggi dari daerah
sekitarnya sehingga muncul anggapan masyarakat bahwa roh-roh tersebut berada
di tempat yang lebih tinggi.
5. Kehidupan Budaya
žPada masa kehidupan bercocok tanam kebudayaan yang dihasilkan semakin beragam seperti yang terbuat dari tanah liat, batu, dan tulang.
Semoga membantu ^_^